Saturday, September 09, 2006

Semifinal COPA

PSMS ditahan 1-1 sama Arema.

Hm, partai yang diramalkan banyak orang bakal berlangsung keras.

Dua-duanya dikenal dengan kelugasan dan temperamen yang kental dengan sikap yang ngotot.

Leg pertama main di Teladan, Medan.

PSMS sendiri memang langganan semifinal COPA. Tahun lalu mereka dihentikan Persija dengan pertandingan yang ketat. Leg pertama menang 2-1, lantas kalah di Lebak Bulus 3-1.

Karakter PSMS masih tetap sama dengan ketika mereka merajai Perserikatan: pantang menyerah. Dulu meski kalah cantik mainnya dengan rival utama Persib, PSMS selalu bisa mengalahkan Maung Bandung. Kadang dengan heroik. Tertinggal 3-0, menyamainya lalu menang adu penalti.

Kemaren pun begitu. PSMS nyaris menguasai pertandingan bermain lugas dengan umpan-umpan kombinasi yang langsung dan tajam. Membuat tempo permainan jadi tinggi. Benny Dollo, arsitek Arema tahu betul karakter ini. Makanya dia seperti menginstruksikan anak-anak Ngalam buat memperlambat tempo itu.

Babak pertama pun berlangsuk menarik. Mahyadi Panggabean, salah satu maskot PSMS, beroperasi dengan cepat dari sayap kiri, sementara pasukan belakang Arema meredamnya lalu menyusun serangan naik lewat Erol FX Iba dengan kecepatan yang diatur.

Hasilnya meski saling mengancam gawang. Serangan tajam PSMS sulit menembus redaman anak-anak Ngalam. Sementara serangan balik Arema menggigit lumayan perih. Walau bek PSMS macam Supardi bekerja tanpa kompromi dengan cukup baik.

Namun pasangan striker PSMS Boy Jati dan Saktiawan Sinaga seperti kurang menusuk. Mungkin karena pengalaman Boy Jati yang masih minim, membuatnya sulit berkreasi. Dia pun diganti diakhir babak pertama dengan Fleitas.

Pertandingan juga berlangsung keras. Kiper Arema Achmad Kurniawan sampai harus diganti karena cedera akibat berjibaku saat memetik bola. Kurnia Sandy pun masuk.

Babak kedua tempo tidak menurun PSMS masih tetap menekan. Namun Arema perlahan mulai menguasai lapangan tengah. I Putu Gede, Jommah Ballah kian merepotkan Tobar dkk di barisan belakang PSMS. Sementara Franco Hitta yang terkunci sepanjang babak pertama mulai mencari ruang geraknya.

Hasilnya menit ke 61 Hitta mencetak gol. Pergantian pemain pun dilakukan lagi oleh PSMS. Saktiawan Sinaga yang kerap membuang kesempatan emas pun digantik oleh Nwokolo.

Pertandingan ini memang berjalan cukup imbang. Kedua tim bermain dengan skema masing-masing dan berjalan. Hingga pada menit 70-an akhir Fleitas pun menyamakan kedudukan.

Kondisi seri ini jelas menguntungkan Arema. Nanti di Malang mereka tinggal menang 1-0 atau menahan seri 0-0. Dan Arema pun kembali ke final COPA. Namun PSMS jelas belum habis. Leg kedua pasti lebih seru lagi.

Nanti sore, Persija menjamu Persipura di leg pertama mereka. Ini bakal jadi unik bagi Coach Rachmad. Tahun kemarin dia membawa Persipura kampiun Liga Utama. Artinya dia tahu betul karakter Persipura. Namun Mettu Duaramuri sedang nyaman dengan skema Counter Attack ala Papua.

Mettu tahu persis kalo pemainnya punya kecepatan tapi kadang suka tumpul di depan dan cepat kehilangan bola kalo bermain agresif. Saat melibas Deltras Persipura melakukan counter attack yang rapih. Dengan senjata andalan Boaz Salossa yang kadang dimainkan babak kedua. Hingga membuat tingkatan serangan meningkat tajam.

Mari kita lihat nanti seperti apa saat Macan Kemayoran menjamu Mutiara Hitam.


nb: makin lama makin seru, Ma! :D

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home