Bikin Malu [Terus]
Sepakbola Indonesia rusuh lagi.
Prediksi gue meleset. Gue memperkirakan leg pertama Persebaya-Arema di Malang bakal rusuh. Ternyata tidak. Arema menang tipis 1-0. Rusuh justru ada di leg kedua di Surabaya. Saat pertandingan berakhir 0-0 dan Arema lolos ke semifinal.
Mobil produksi anteve digosongkan bonek. PSSI mengklaim ini kerusuhan terburuk sepanjang tahun. Bikin malu saja. Apa susahnya sih mencintai klub tanpa harus ada kekerasan?
Dimana sih yang harus dibenahi? Sepakbola memang menjadi semacam eskapisme bagi kaum grass root. Buat mereka kadang klub adalah segalanya. Pertandingan tiap minggu itu menjadi tujuan hidup. Tukang parkir menabung duit selama seminggu biar bisa nonton Persebaya. Pengamen sibuk nyanyi sampai serak biar bisa ikut mendukung Persija. Begitu timnya kalah, kalah juga hidup mereka sepanjang minggu itu.
Tapi, masa, PSSI [dengan dukungan BLI sekarang] tidak bisa membenahi ini sepanjang 12 musim liga? Maaf bukan gue tidak menghitung kalo para supporter itu memang ngaco semua, tapi ada badan hukum yang jelas yang bisa memikirkan ini.
Seorang teman bilang, "bikin jadwal aja ngga becus-becus, boro-boro mau ngurusin supporter!" Bisa jadi benar. Liga Indonesia yang kerap berubah secara administratif membuat eleganitas dan wibawanya berkurang. Penghormatan terhadap sepakbola pun jadi masih sering bercampur fanatisme buta.
Hhhmm. Gue bakal melakukan apa aja yang gue bisa lewat 442. Membuat sepakbola nasional terlihat 'keren', misalnya. Pelan-pelan. But I'll bust my ass for it. Ngomong sok-sok-annya adalah mengedukasi banyak pihak lewat media yang gue ada di dalamnya.
Ah sudahlah. Bisa jadi omongan di atas terlalu bombastis. Yang jelas Arema bertemu PSMS yang dengan sakti menyikat Persma 3-0 di leg pertama dan 4-1 di leg kedua. Permainan khas anak-anak Medan yang keras bertemu dengan ketajaman Saktiawan Sinaga.
Persija juga setelah menyikat Semen Padang, sudah menunggu lawan di semifinal. Antara Deltras atau Persipura.
Dari EURO 2008 belum ada kejutan. Inggris menyikat Andora 5-0. Hargreaves layak jadi man of the match. Bermain lugas dan merusak irama permainan lawan. Sayang lawannya bukan kelasnya Inggris. Sementara Belanda dengan agak kurang meyakinkan menekun Luxemburg 1-0.
Yang paling menarik adalah laga hari kamis, tanggal 6 dini hari nanti. Prancis lawan Italia. Aroma balas dendam dihembuskan seluruh media di dunia. Sayang Matterazi sedang dalam hukuman. Prancis sendiri dengan formasi baru 442, membilas Georgia 3-0. Henry tidak menjadi striker tunggal sekarang. Dan motor lapangan tengah adalah sayap. Ribbery dan Malouda. Ribbery sendiri main kesetanan. Menyuplai assist dan terus menggempur.
Satu laga lagi juga menarik. Belarus dijamu Belanda. Siaran langsung di TV7 pukul 1.30 kamis. Gue jadi komentatornya. :D
nb: alhamdulillah, lumayan Ma... :)
Prediksi gue meleset. Gue memperkirakan leg pertama Persebaya-Arema di Malang bakal rusuh. Ternyata tidak. Arema menang tipis 1-0. Rusuh justru ada di leg kedua di Surabaya. Saat pertandingan berakhir 0-0 dan Arema lolos ke semifinal.
Mobil produksi anteve digosongkan bonek. PSSI mengklaim ini kerusuhan terburuk sepanjang tahun. Bikin malu saja. Apa susahnya sih mencintai klub tanpa harus ada kekerasan?
Dimana sih yang harus dibenahi? Sepakbola memang menjadi semacam eskapisme bagi kaum grass root. Buat mereka kadang klub adalah segalanya. Pertandingan tiap minggu itu menjadi tujuan hidup. Tukang parkir menabung duit selama seminggu biar bisa nonton Persebaya. Pengamen sibuk nyanyi sampai serak biar bisa ikut mendukung Persija. Begitu timnya kalah, kalah juga hidup mereka sepanjang minggu itu.
Tapi, masa, PSSI [dengan dukungan BLI sekarang] tidak bisa membenahi ini sepanjang 12 musim liga? Maaf bukan gue tidak menghitung kalo para supporter itu memang ngaco semua, tapi ada badan hukum yang jelas yang bisa memikirkan ini.
Seorang teman bilang, "bikin jadwal aja ngga becus-becus, boro-boro mau ngurusin supporter!" Bisa jadi benar. Liga Indonesia yang kerap berubah secara administratif membuat eleganitas dan wibawanya berkurang. Penghormatan terhadap sepakbola pun jadi masih sering bercampur fanatisme buta.
Hhhmm. Gue bakal melakukan apa aja yang gue bisa lewat 442. Membuat sepakbola nasional terlihat 'keren', misalnya. Pelan-pelan. But I'll bust my ass for it. Ngomong sok-sok-annya adalah mengedukasi banyak pihak lewat media yang gue ada di dalamnya.
Ah sudahlah. Bisa jadi omongan di atas terlalu bombastis. Yang jelas Arema bertemu PSMS yang dengan sakti menyikat Persma 3-0 di leg pertama dan 4-1 di leg kedua. Permainan khas anak-anak Medan yang keras bertemu dengan ketajaman Saktiawan Sinaga.
Persija juga setelah menyikat Semen Padang, sudah menunggu lawan di semifinal. Antara Deltras atau Persipura.
Dari EURO 2008 belum ada kejutan. Inggris menyikat Andora 5-0. Hargreaves layak jadi man of the match. Bermain lugas dan merusak irama permainan lawan. Sayang lawannya bukan kelasnya Inggris. Sementara Belanda dengan agak kurang meyakinkan menekun Luxemburg 1-0.
Yang paling menarik adalah laga hari kamis, tanggal 6 dini hari nanti. Prancis lawan Italia. Aroma balas dendam dihembuskan seluruh media di dunia. Sayang Matterazi sedang dalam hukuman. Prancis sendiri dengan formasi baru 442, membilas Georgia 3-0. Henry tidak menjadi striker tunggal sekarang. Dan motor lapangan tengah adalah sayap. Ribbery dan Malouda. Ribbery sendiri main kesetanan. Menyuplai assist dan terus menggempur.
Satu laga lagi juga menarik. Belarus dijamu Belanda. Siaran langsung di TV7 pukul 1.30 kamis. Gue jadi komentatornya. :D
nb: alhamdulillah, lumayan Ma... :)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home