Monday, September 11, 2006

Going To Final

Persija ditahan 1-1 oleh Persipura. Arema memastikan diri kembali ke final.

Kita bahas dulu Persija Vs Persipura.

Di luar dugaan Persija bermain terbuka. Dengan kecepatan yang mereka punya. Membuat lapangan tengah Persija pun tergagap. Dan hal itu diimbangi oleh Mettu Duaramuri dengan memainkan taktik 451. Persipura menggantung satu striker Christian Carrasco. Tapi gelombang serangan datang dari second line Mutiara Hitam.

Meski begitu Rahcmad Darmawan cukup tahu mantan tim asuhannya itu. Terlihat sekali usaha untuk melakukan umpan pendek demi meredam kecepatan Persipura. Tapi sayang taktik itu tidak dijalankan dengan baik. Ditambah penuhnya lapangan tengah Persipura juga membuat tanpa sadar anak-anak Persija memainkan bola lob, demi mem-by pass lapangan tengah yang terkesan buntu buat mereka.

Serangan bola lambung itu rentan sekali dengan serangan balik. Hasilnya menit 45, David Da Rocha mencetak gol sangat indah. Tendangannya dari sisi kanan Persija melengkung dan melewati Hendro Kartiko. Itu juga terjadi setelah Mettu mengganti Richard Bauw dengan Edward Ivak Dalam, gelandang yang lebih punya naluri menyerang tajam.

Di sisi Persija, Hamka Hamzah bermain gemilang. Bek satu ini memang lengkap. Punya penetrasi yang bisa sampai masuk ke kotak penalti lawan. Daya jelajahnya luar biasa. Staminanya juga seperti sedang on fire. Tidak ada matinya.

Babak ke dua, Persija mencoba lebih menekan. Bek kiri Ismed Sofyan diganti Agus Indra Kurniawan. Beberapa menit kemudian, terjadi penalti karena Victor Igbonefo pemain Persipura handsball. Oscar Aravena menjadi eksekutor tapi gagal. Bola muntah dari kiper Jendry Pitoy pun disambar Hamka Hamzah. Menit ke 57 skor 1-1. Dan bertahan sampai akhir pertandingan.

Sementara itu barusan PSMS dilumat 4-2 oleh Arema di Malang.

Pertandingannya luar biasa seru. Kedunya bermain terbuka dan cepat. Hanya saja pertahanan Arema jauh lebih solid.

Yang luar biasa adalah gol Emanule Serge dari Arema. Gol ketiga Arema itu terjadi tendangan 3/4 lapangan Serge yang menyeplos masuk ke gawang PSMS.

Meski tertinggal, PSMS tetap menunjukkan gaya khasnya: ngotot sampai peluit terakhir ditiupkan. Bermain tanpa menyerah. Sayang PSMS kurang beruntung. Paling tidak gue mencatat ada dua kesempatan yang harusnya jadi gol tapi batal. Ada yang dimentahkah tiang, ada yang meleset tipis.

Sayang sekali PSMS masih ada di divisi satu. Kalau ada Divisi Utama pasti seru sekali.

Luar biasa Arema. Benny Dollo memang masih pelatih bertaji. Sekali lagi, Arema masuk final COPA. Dahysat. Dua kali berturut-turut.


nb: walau pun kamu nggak ngerti sekarang, aku bakal bikin kamu ngerti, Ma... hehehe :D

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home