Suasana Mulai Membaik
Seorang teman mengatakan ini Piala Dunia yang membosankan.
Dibandingkan dengan 2002, katanya, German 2006 minus kejutan. Korea-Jepang 2002 memang banyak kejutan. Terutama tumbangnya tim-tim besar di putaran ke dua.
Dan memang partai awal-awal Piala Dunia kali ini agak cenderung mengambang. Tapi ada juga partai-partai yang menarik. Yang datang justru dari tim-tim non unggulan.
Namun masuk ke pertandingan kedua. Suasana mulai seru.
Ekuador lawan Costa Rica contohnya. Di luar perhitungan kritikus, pengamat dan dukun mana pun, tak ada yang meramalkan Ekuador akan sebaik ini. Melipat Polandia 2-0, lalu mengirim Costa Rica pulang dengan skor 3-0.
Luar biasa sekali Ekuador. Mereka dengan sabar membangun serangan dari lapangan tengah. Khas Amerika Latin, ditambah pergerakan cepat sayap dan ada Carlos Tenario yang seperti menemukan momentumnya di Piala Dunia ini.
Baru 8 menit jam wasit bergerak Tenario sudah memaksa kiper Jose Porras memungut bola dari dalam jaringnya. Gol cepat ini seperti mengerosi mental The Ticos.
Edison Mendez kali ini tidak cemerlang sendirian di tengah. Barisan belakang Ekuador juga memberikan kontribusi yang luar biasa. Mereka begitu disiplin dan rapi. Di samping Costa Rica yang entah kenapa seperti terbebani oleh ambisi lolos ke babak kedua. The Ticos seperti kehilangan kecepatan yang mereka sodorkan pada saat melawan Jerman. Paul Wanchope terlihat terasing sendiri di depan.
Menit awal babak kedua, giliran Agustin Delgado yang mencetak gol. Costa Rica makin drop. Ekuador kian menggila. Seolah menunjukkan dataran tinggi atau rendah tak ada bedanya buat mereka. Pemain pengganti Ivan Kaviedes melengkapi kejayaan Ekuador dengan gol yang sangat manis di ujung pertandingan.
Sekarang dengan gagah Ekuador memuncaki grup A dengan selisih gol yang lebih baik dibanding Jerman. Ekuador memasukkan 5 gol tanpa kebobolan. Jerman memasukkan 5 kebobolan 2.
Tinggal menentukan siapa yang juara grup A atau menjadi runner up nantinya saat keduanya bertemu.
Sekarang pertandingan yang ditunggu banyak orang. Inggris-Paraguay. Ekspektasi dan pembuktian Inggris dipertaruhkan di sini. Meski mereka sudah mengoleksi nilai penuh 3 di pertandningan awal, tapi performanya mereka mengecewakan.
Babak pertama Inggris bermain lebih baik dari pertandingan pertama. Dan Trinidad & Tobago bermain negatif. Formasinya nyaris 9-0-1. Akibatnya semua serangan anak-anak Britania mentok terus. Owen pun masih bermain tidak dalam top formnya. Crouch saja yang terlihat ke sana kemari.
Beberapa kesempatan terbuang percuma. Lampard seperti sedang apes sekali. Semua tendangannya tidak ada yang mematikan. Sebuah kesempatan emas dari Crouch yang sudah berdiri bebas di depan gawng Hislop, malah melenceng.
Babak kedua situasi baru membaik ketika Lennon masuk menggantikan Carragher yang tidak berfungsi dan Downing menggantikan Joe Cole.
Ketika umpan dada Lennon disambut Beckham dengan umpan khas dia yang brilian, Crouch mencetak gol pertamanya di Piala Dunia.
Setelah itu Hislop kembali harus ditaklukan Gerard dengan tendangan jarak jauhnya. Fans Liverpool pasti melonjak dalam ekstase.
Setelah 83 menit bermain kebingungan, akhirnya Inggris menemukan pacing-nya. Beckham seolah baru menemukan kaki kanannya lagi.
Gue melihat Eriksson harus memikirkan lapangan tengah mereka. Pertama bagian sayap. Lennon sepertinya harus dimasukkan jadi starter. Karena Jamie Carragher lebih bermental bek. Lantas bagaimana memfungsikan Lampard dan Gerard. Siapa yang jadi jangkar, siapa yang jadi second striker. Kalau pun mau dishift seperti apa timing-nya.
Lalu berlanjut ke Swedia lawan Paraguay. Ini juga seru. Swedia seperti biasa bermain cepat dan impresif. Paraguay berusaha merebut lapangan tengah dan memainkan irama lewat kaki Robert Acuna.
Tapi pertandingan dikuasai Swedia secara penuh. Hanya saja ada lubang di barisan depan Swedia. Semua serangan seperti menumpul. Ibrahimovic seperti belum menemukan momentumnya di Piala Dunia ini. Tidak menunjukkan kelasnya sebagai salah satu striker tajam dunia.
Paraguay sendiri bermain dengan pertahanan rapat dan sesekali membangun serangan dari bawah. Tapi terlihat sekali mereka lebih mengincar seri.
Akhirnya setelah tanpa henti menyerang, di menit-menit akhir sundulan Ljungberg mengantar Paraguay menangis di akhir pertandingan.
Di sini serunya. Meski sampai menit-menit akhir, pertandingan-pertandingan kedua ini, masih tetap menyodorkan thrilling. Membuat menunggu. Bahkan Ekuador yang sudah unggul 2-0 saja masih terus menekan. Tim-tim besar harus jungkir balik buat menang dengan tipis.
Malam ini Belanda main lagi. Degdegan gue...
nb: masih sempet kan... ;p
Dibandingkan dengan 2002, katanya, German 2006 minus kejutan. Korea-Jepang 2002 memang banyak kejutan. Terutama tumbangnya tim-tim besar di putaran ke dua.
Dan memang partai awal-awal Piala Dunia kali ini agak cenderung mengambang. Tapi ada juga partai-partai yang menarik. Yang datang justru dari tim-tim non unggulan.
Namun masuk ke pertandingan kedua. Suasana mulai seru.
Ekuador lawan Costa Rica contohnya. Di luar perhitungan kritikus, pengamat dan dukun mana pun, tak ada yang meramalkan Ekuador akan sebaik ini. Melipat Polandia 2-0, lalu mengirim Costa Rica pulang dengan skor 3-0.
Luar biasa sekali Ekuador. Mereka dengan sabar membangun serangan dari lapangan tengah. Khas Amerika Latin, ditambah pergerakan cepat sayap dan ada Carlos Tenario yang seperti menemukan momentumnya di Piala Dunia ini.
Baru 8 menit jam wasit bergerak Tenario sudah memaksa kiper Jose Porras memungut bola dari dalam jaringnya. Gol cepat ini seperti mengerosi mental The Ticos.
Edison Mendez kali ini tidak cemerlang sendirian di tengah. Barisan belakang Ekuador juga memberikan kontribusi yang luar biasa. Mereka begitu disiplin dan rapi. Di samping Costa Rica yang entah kenapa seperti terbebani oleh ambisi lolos ke babak kedua. The Ticos seperti kehilangan kecepatan yang mereka sodorkan pada saat melawan Jerman. Paul Wanchope terlihat terasing sendiri di depan.
Menit awal babak kedua, giliran Agustin Delgado yang mencetak gol. Costa Rica makin drop. Ekuador kian menggila. Seolah menunjukkan dataran tinggi atau rendah tak ada bedanya buat mereka. Pemain pengganti Ivan Kaviedes melengkapi kejayaan Ekuador dengan gol yang sangat manis di ujung pertandingan.
Sekarang dengan gagah Ekuador memuncaki grup A dengan selisih gol yang lebih baik dibanding Jerman. Ekuador memasukkan 5 gol tanpa kebobolan. Jerman memasukkan 5 kebobolan 2.
Tinggal menentukan siapa yang juara grup A atau menjadi runner up nantinya saat keduanya bertemu.
Sekarang pertandingan yang ditunggu banyak orang. Inggris-Paraguay. Ekspektasi dan pembuktian Inggris dipertaruhkan di sini. Meski mereka sudah mengoleksi nilai penuh 3 di pertandningan awal, tapi performanya mereka mengecewakan.
Babak pertama Inggris bermain lebih baik dari pertandingan pertama. Dan Trinidad & Tobago bermain negatif. Formasinya nyaris 9-0-1. Akibatnya semua serangan anak-anak Britania mentok terus. Owen pun masih bermain tidak dalam top formnya. Crouch saja yang terlihat ke sana kemari.
Beberapa kesempatan terbuang percuma. Lampard seperti sedang apes sekali. Semua tendangannya tidak ada yang mematikan. Sebuah kesempatan emas dari Crouch yang sudah berdiri bebas di depan gawng Hislop, malah melenceng.
Babak kedua situasi baru membaik ketika Lennon masuk menggantikan Carragher yang tidak berfungsi dan Downing menggantikan Joe Cole.
Ketika umpan dada Lennon disambut Beckham dengan umpan khas dia yang brilian, Crouch mencetak gol pertamanya di Piala Dunia.
Setelah itu Hislop kembali harus ditaklukan Gerard dengan tendangan jarak jauhnya. Fans Liverpool pasti melonjak dalam ekstase.
Setelah 83 menit bermain kebingungan, akhirnya Inggris menemukan pacing-nya. Beckham seolah baru menemukan kaki kanannya lagi.
Gue melihat Eriksson harus memikirkan lapangan tengah mereka. Pertama bagian sayap. Lennon sepertinya harus dimasukkan jadi starter. Karena Jamie Carragher lebih bermental bek. Lantas bagaimana memfungsikan Lampard dan Gerard. Siapa yang jadi jangkar, siapa yang jadi second striker. Kalau pun mau dishift seperti apa timing-nya.
Lalu berlanjut ke Swedia lawan Paraguay. Ini juga seru. Swedia seperti biasa bermain cepat dan impresif. Paraguay berusaha merebut lapangan tengah dan memainkan irama lewat kaki Robert Acuna.
Tapi pertandingan dikuasai Swedia secara penuh. Hanya saja ada lubang di barisan depan Swedia. Semua serangan seperti menumpul. Ibrahimovic seperti belum menemukan momentumnya di Piala Dunia ini. Tidak menunjukkan kelasnya sebagai salah satu striker tajam dunia.
Paraguay sendiri bermain dengan pertahanan rapat dan sesekali membangun serangan dari bawah. Tapi terlihat sekali mereka lebih mengincar seri.
Akhirnya setelah tanpa henti menyerang, di menit-menit akhir sundulan Ljungberg mengantar Paraguay menangis di akhir pertandingan.
Di sini serunya. Meski sampai menit-menit akhir, pertandingan-pertandingan kedua ini, masih tetap menyodorkan thrilling. Membuat menunggu. Bahkan Ekuador yang sudah unggul 2-0 saja masih terus menekan. Tim-tim besar harus jungkir balik buat menang dengan tipis.
Malam ini Belanda main lagi. Degdegan gue...
nb: masih sempet kan... ;p
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home