Monday, June 12, 2006

Belanda Menjanjikan!

Holland melipat Serbia & Montenegro 1-0

Sebelum itu mari bicara Argentina Vs Pantai Gading yang berakhir 2-1. Awalnya banyak spekulasi yang mengatakan Argentina bisa saja kalah. Mereka dikenal suka mendadak 'aneh' kalo main lawan tim Afrika.

Tapi sekarang tidak. Karena ternyata Pantai Gading masih satu level di bawah Argentina. Mereka cuma punya Didier Drogba, andalan Chelsea, di depan dan Kolo Toure, bek kuat Arsenal, di belakang. Meski menunjukkan determinasi dan kecepatan yang tinggi tapi ujung dari serangan mereka masih belum tajam karena hanya mengandalkan Drogba yang memang punya level kelas dunia di barisan depan. Tapi Pantai Gading bisa tetap jadi ancaman bagi siapa saja di Grup C yang disebut grup maut ini. Sebab setelah Droba mencetak gol balasan, Argentina mendadak jadi tim yang bertahan. Tapi yang itu tadi, Roberto Ayala, bek Argentina, masih terlalu tangguh buat anak-anak Pantai Gading.

Kunci kemenangan pasukan Pekerman ada di tangan Riquelme. Dia mengatur serangan Argentina. Bisa dibilang set-up gol Crespo dan Saviola datang dari si nomer 10 ini. Tapi konsistensi Argentina perlu dicermati. Mereka cenderung menurun di menit-menit akhir. Sementara di Piala Dunia, setiap detik bisa membalik semuanya.

Sekarang mari bicara Belanda. Oh, Belanda! Banyak yang bilang mereka cuma mengandalkan Arjen Robber yang mencetak satu-satunya gol di gawang Serbia. Bahkan ada yang mencela itu adalah one man show. Tapi mereka itu tidak mengerti Belanda. Melihat secara keseluruhan pertandingan.

Yang ditampilkan pasukan Van Basten adalah permainan possesion football yang sangat baik. Begitu mengalir dan cepat. Saat Serbia bertahan mereka bergerak menekan ruang-ruang yang ada. Memainkan zero football. Sepakbola yang mengancam dengan penguasaan bola sepenuhnya. Begitu terlihat celah langsung menusuk.

Itu yang terjadi dengan gol Arjen Robben. Khas Belanda. Pemain tengah yang berlari dari lini ke dua. Menerima flick cantik dari Van Persie, Robben secepat kilat berlari dan gol.

Harus diakui bintangnya memang Robben. Harus diakui memang Belanda main agak terlalu ke kiri dan Robbenistik. Seolah Robben adalah playmaker. Van Persie di sisi kanan nyaris seperti tidak diajak main.

Tapi buat gue itu masih wajar. Karena yang dihadapi Serbia. Tim yang hanya kebobolan sekali selama penyisihan. Pertahanan Serbia luar biasa. Bek mereka yang dikenal Famous Four itu memang rapat. Oleh karena itu gue salut dengan Nistelrooy yang rela bermain agak lebih ke tengah guna menarik pertahanan Serbia, membiarkan pemain tengah yang menyerbu. Ini berarti Arjen Robben yang lebih punya naluri menusuk dibanding Van Persie. Dan berhasil.

Robben sendiri memang berstamina kuda. Dia masih terus berlari sampai menit terakhir. Dia bintangnya semalam. Namun Basten tidak boleh hanya bergantung pada Robben. Karena begitu dia dimatikan, bisa gawat. Terutama kalo ketemu tim yang lebih gila lagi bertahannya seperti Italia.

Serbia sendiri bermain menarik. Meski agak terlalu bertahan di babak pertama mereka memainkan pressure tanpa bola dengan cukup baik. Bisa ada tiga pemain yang menekan bek Belanda saat Serbia sedang tidak memegang bola. Berani sekali. Hanya saja Sepakbola ruang seperti itu, Belanda jagonya.

Saat di babak ke dua, Serbia mencoba keluar menyerang. Dengan memanfaatkan Kezman dan Zigic [striker yang lebih tinggi dari si jangkung 198 Peter Crouch]. Masuknya Koroman juga menambah daya serang Serbia. Permainan jadi jauh lebih menarik karena Belanda mendapat respon. Reaksi mereka jadi lebih cepat lagi. Zero football pun berubah menjadi Total Football. Saat Robben bisa tiba-tiba ada di sebelah kanan atau Van Bronchost naik menggantikan posisi yang ditinggalkan Robben dan Nistelrooy menjadi pemain tengah. Beberapa peluang pun tercipta lewat Van Persie, Nistelrooy, Sneijeder dan Robben. Sayang semuanya meleset beberapa inci dari gawang Serbia.

Memang masih belum sempurna. Van Basten harus mengubah pola Robbenistik tadi. Tapi Belanda sudah menjanjikan sepakbola menyerang kembali. Tapi gue sendiri sih jadi malah takut terlalu jauh berharap. Takut nanti malah kecewa berat saat Belanda dikalahkan nasib lagi... :)

Sekarang giliran Meksiko lawan Iran. Skor 3-1 buat Meksiko. Dahsyat. Satu lagi pertandingan seru dan terbuka. Gue mengamati Meksiko dari sejak penyisihan. Kuda hitam yang harus diwaspadai. Iran sendiri di luar dugaan mengimbangi kelincahan dan permainan keras Meksiko. Terutama lewat kecepatan Mehdi Mahdavikia, Ali Dei dan Ali Karimi. Lapangan tengah mereka begitu berbahaya. Babak pertama yang saling serang itu berakhir 1-1. Setelah Omar Bravo mencetak gol buat Meksiko, Iran membalasnya lewat Yahya Golmohammadi.

Babak kedua sayangnya Iran drop. Saat kebobolan lagi oleh gol Omar Bravo karena blunder barisan belakang. Meksiko pun menambah gol lewat Antonio Zinha. Meksiko lantas jadi ancaman buat Argentina dan Belanda. Gue memang memprediksi Meksiko bisa jadi kuda hitam. Tapi biasanya kalo bertemu tim besar, mereka mendadak mengidap sindrom negara inferior dan berubah jadi tim yang kasar dan kehilangan mental bermain.

Berikutnya Portugal-Angola. Ada joke yang mengatakan apakah Angola bisa membalas dendam sejarah di Piala Dunia ini. Dulu Portugal pernah menjajah Angola. Nyatanya tidak. Portugal menang 1-0 lewat gol tunggal Pauletta.

Portugal mendominasi pertandingan. Figo, C. Ronaldo dan lainnya terlalu skillful untuk bocah-bocah Angola. Namun pasukan Scolari setelah unggul seperti harus membentur tembok bernama Ricardo, kiper Angola. Beberapa kali Ronaldo, Pauletta, Mendonca, harus gigit jari.

Sampai akhir pun kedudukan tidak bergeser. Portugal harus berhati-hati terhadap Meksiko. Prediksi gue, Meksiko bisa jadi sandungan paling keras buat Portugal di grup. Bahkan bisa jadi menggeser Portugal ke posisi runner-up grup.

Segitu dulu deh. Siap-siap buat nonton Australia-Jepang. Australia itu salah satu kuda hitam yang gue prediksi yang bakal menendang balik banyak perhitungan. Sementara Jepang sejak dipegang Zico tehniknya berkembang sekali. Semoga seru.


nb: sempet-sempet aja kok Ma... :)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home