My Hope, My Doubt
Belanda selalu masuk turnamen dengan 'usual doubt' dari para penggilanya.
Gue baca headline ini saat Eropa 2004 di Potugal. Ada benarnya. Belanda memang sudah mematri di kepala setiap publik bola kalau mereka adalah tim yang brilian. Penuh inspirasi. Briliant Orange.
Memainkan sepakbola menyerang yang indah. Cepat dan cerdas. Tapi... kalau mereka bisa disatukan oleh figur yang semua hormati.
Tahun 1974 ada Rinus Michel dan Johan Cruyff. Tahun 1988 kembali ada Rinus Michel. Cuma dua nama memang yang konon dihormati oleh pemain-pemain berbakat besar Belanda. Michel dan Cruyff.
Masalahnya ada di sana dua orang itu sudah tidak mungkin pegang tim Nasional Belanda. Cruyff memang bengal. Sejak 1978 saja dia sudah tidak mau masuk skuad. Pada saat 1974 dia mempreteli satu lajur hitam dari tiga yang ada di bahu kaos KNVB karena dia bukan disponsori Adidas secara personal seperti tim Belanda. Aksi yang legendaris sampai sekarang. Sementara Michel jelas tidak bisa melatih dari alam kubur. Rinus The Great meninggal di usia 1977 tahun 2005.
Ego. Itu persoalannya. Bakat pemain Belanda itu besar-besar. Ruud Gullit sempat ribut dengan Dick Advocaat pada saat Piala Dunia 1994. Menggoyangkan keseimbangan tim.
Kalau saja bisa disatukan, hasilnya dahsyat. Kasus ini agak mirip dengan Brasil.
Sekarang apakah Van Bastem bisa menyatukan itu? Van Persie sudah membuka mulut soal betapa individualistisnya Robben. Robben menanggapinya dengan, dia bisa main lebih bagus lagi dari saat menekuk Serbia.
Di mata gue Van Basten tidak sekharismatik Cruyff apalagi Michel. Dulu rekan satu timnya di super 1988, Rijkaard sempat menjanjikan di Euro 2000. Dan sebenarnya prestasi Rijkaard tidaklah buruk. Mereka kalah adu penalti dengan Italia yang bagai bermain di kotak penalti sendiri saat itu. Tapi ego Rijkaard mengatakan lain. Dia mundur.
Melihat susunan pemain yang sekarang, sudah yang terbaik yang Van Basten punya. Taktik terbukti berjalan cukup mulus di pertandingan awal. Tapi persoalan ego belum terselesaikan.
Pembuktiannya malam ini saat melawan Pantai Gading yang juga bermain frontal. Pertandingan gue prediksi bakal seru. Belanda kalau direspon bisa menggila mainnya. Tapi apakah ego bisa disatukan demi kepentingan tim?
My hope, my doubt is with you Meneer Basten!
nb: aku bukannya nggak seneng Belanda menang kemaren Ma...
Gue baca headline ini saat Eropa 2004 di Potugal. Ada benarnya. Belanda memang sudah mematri di kepala setiap publik bola kalau mereka adalah tim yang brilian. Penuh inspirasi. Briliant Orange.
Memainkan sepakbola menyerang yang indah. Cepat dan cerdas. Tapi... kalau mereka bisa disatukan oleh figur yang semua hormati.
Tahun 1974 ada Rinus Michel dan Johan Cruyff. Tahun 1988 kembali ada Rinus Michel. Cuma dua nama memang yang konon dihormati oleh pemain-pemain berbakat besar Belanda. Michel dan Cruyff.
Masalahnya ada di sana dua orang itu sudah tidak mungkin pegang tim Nasional Belanda. Cruyff memang bengal. Sejak 1978 saja dia sudah tidak mau masuk skuad. Pada saat 1974 dia mempreteli satu lajur hitam dari tiga yang ada di bahu kaos KNVB karena dia bukan disponsori Adidas secara personal seperti tim Belanda. Aksi yang legendaris sampai sekarang. Sementara Michel jelas tidak bisa melatih dari alam kubur. Rinus The Great meninggal di usia 1977 tahun 2005.
Ego. Itu persoalannya. Bakat pemain Belanda itu besar-besar. Ruud Gullit sempat ribut dengan Dick Advocaat pada saat Piala Dunia 1994. Menggoyangkan keseimbangan tim.
Kalau saja bisa disatukan, hasilnya dahsyat. Kasus ini agak mirip dengan Brasil.
Sekarang apakah Van Bastem bisa menyatukan itu? Van Persie sudah membuka mulut soal betapa individualistisnya Robben. Robben menanggapinya dengan, dia bisa main lebih bagus lagi dari saat menekuk Serbia.
Di mata gue Van Basten tidak sekharismatik Cruyff apalagi Michel. Dulu rekan satu timnya di super 1988, Rijkaard sempat menjanjikan di Euro 2000. Dan sebenarnya prestasi Rijkaard tidaklah buruk. Mereka kalah adu penalti dengan Italia yang bagai bermain di kotak penalti sendiri saat itu. Tapi ego Rijkaard mengatakan lain. Dia mundur.
Melihat susunan pemain yang sekarang, sudah yang terbaik yang Van Basten punya. Taktik terbukti berjalan cukup mulus di pertandingan awal. Tapi persoalan ego belum terselesaikan.
Pembuktiannya malam ini saat melawan Pantai Gading yang juga bermain frontal. Pertandingan gue prediksi bakal seru. Belanda kalau direspon bisa menggila mainnya. Tapi apakah ego bisa disatukan demi kepentingan tim?
My hope, my doubt is with you Meneer Basten!
nb: aku bukannya nggak seneng Belanda menang kemaren Ma...
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home