Wednesday, February 01, 2006

From The Newly Wed

Halo semuanya.

Hah. Kata Eric Sasono gue baru keluar dari pertapaan. Lebih tepatnya kamp kesenangan! Haha.

Oke, terlalu banyak yang harus gue ceritain. Maaf kalo jadinya agak serabutan.

Pertama kita mulai dari tingkap-tingkap menuju akad.

Jum'at 200106. Sore.

Gue di kantor nggak jelas juntrungannya. Gugup-gugup gitulah. Pingin nonton tadi rencananya tapi malah ada kerjaan. Nelponin banyak orang. Abis ashar akhirnya gue pulang. Menurut permintaan WO-nya gue sama Nyokap-Bokap gue nginep aja di wisma dekat gedung dan tempat akad. Tapi begitu pulang nyampe rumah, Bokap belum pulang. Rada spanneng juga. Dari rencana jam 5 berangkat jadinya abis maghrib.

Sampe wisma, Umma udah ada lengkap dengan keluarganya. Begitu nyampe, gue ditarik buat ngeliat lukisan yang diambil dari hasil foto-foto kita dengan handphone. Yap, buat mengganti foto pre-wed gue memutuskan untuk pake lukisan yang diprovide sama kakaknya Umma. Unik. Dan hasilnya keren. Sumpah keren banget. Well, good start.

Setelah malam harinya membuat prakarya untuk menutup belakang pigura dengan karton [yang akhirnya tidak dipakai] gue memutuskan untuk tidur. Tadinya gue akan ditaruh sekamar dengan Oom-nya Umma. Tapi gue punya niat yang beda. Gue pingin tidur bertiga lagi sama Nyokap-Bokap kayak waktu kecil dulu. Dan Ibunya Umma menangkap niat itu dengan baik tanpa gue mesti buka mulut.

Jadilah gue tidur bertiga. Entah kenapa gue pingin banget tidur bertiga lagi sama mereka. Meski sekarang situasinya jadi sempit. Dulu satu tempat tidur muat, sekarang dua tempat tidur dijadiin satu gue masih kejepit. Tapi nggak mengurani apa-apa. Karena gue pingin banget ngerasain momen itu lagi. Momen hangat yang nanti bakal gue terusin ke keluarga gue sendiri. Amin.

Tapi apakah gue tidur nyenyak? Tentu tidak. Bukan, bukan karena kejepit badan Bokap yang memang membesar dari gue kecil dulu. Tapi karena besok gue nikah! Shit. Baru berasa. Perut mulai berkontraksi. Gue mulai sibuk ngapalin kalimat kabul besok. Maklum nama Umma lumayan panjang. Gila. My best friend, Rendy, nelpon. Bilang kalo malem ini big night. Besok big day. Hari selanjutnya terserah gue mau jadi nice day atau worst day. Brengsek. Nakutin aja.

Akhirnya gue nggak bisa tidur. Nunggu subuh, gue kesamber ide sebuah cerita yang udah lama ngendep. Sampe subuh gue ngetik storyline baru.

Sabtu 210106. Dini hari

Adzan pun muncul. Perut makin joget. Gue sibuk komat-kamit baca doa. Nyokap-Bokap bangun. Dan entah kenapa gue menyambut mereka dengan ucapan yang bikin mata basah sendiri. Gue bilang, "Akhirnya nyampe titik ini juga ya..." Ya, akhirnya bocah yang sudah sempat yakin akan mengecewakan orang tuanya karena ingin hidup sendiri beberapa jam lagi bakal menikah.

Mandi dan keluarga besar gue berkumpul satu-satu. Oom Dani, Oom-nya Umma, keluar dari kamar sebelah. Dan dalam hitungan detik gue udah ngomongin bisnis. Ternyata dia itu pejabat Dewan Kesenian Kaltim. Hidup dari menulis dan sesekali mendirect. Heran Umma nggak pernah cerita. Dan dalam percakapan singkat itu, gue udah dapet dua proyek. :)

Setelah itu gue dipaksa speech di depan keluarga besar gue. Mohon pamit nikah. Lolos dengan selamat tanpa mata basah. Nggak nyangka kalo ternyata gue lumayan cengeng juga.

Sepupu gue yang menjemput penghulu sudah pulang. Gue digiring ke mesjid. Lalu proses serah terima formal dan gue duduk di depan penghulu yang sudah bersiap.

Umma ada di ruang terpisah. Jadi konsepnya begitu selesai ijab-kabul baru dia dibawa keluar. Terdengar suara Umma mohon ijin nikah. Tess. Airmata gue netes lagi ketika Umma nyaris tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.

Lantas penghulu mengatakan ijab-kabul akan dimulai. This is it. Gue akan mengucapkan janji yang disebut dalam Al Quran sebagai perjanjian besar. Konon tiang Arsy bergetar tiap ada ijab-kabul dilafalkan.

Bapak Umma mendekati gue dan berbisik apakan gue ikhlas menerima anaknya dan keluarganya. Gue jawab "Insya Allah ikhlas." Setelah itu dia duduk di depan gue. Menjabat tangan gue dan membacakan kalimatnya. Detik itu hafalan selama sebulan gue buyar. Gue larut dalam kalimat-kalimat yang diucapkan calon mertua gue [waktu itu]. Dan pada saat dia selesai tau-tau dari dalam bawah sadar gue ada yang menuntun gue mengucapkan kalimat gue. No kidding. Gue bener-bener seperti ada kekuatan gaib yang menuntun gue melafalkan semua dengan mantap lancar satu nafas.

"Sah?"
Dua suara saksi memecah posisi trance gue."SAH!"

"Alhamdulillah!"

Whoa. I'm a husband now.

Dan Umma dengan sangat cantik di baju akadnya yang serba putih keluar. Gue menandatangin surat perjanjian. Pas duduk gue mendengar suara konyol itu. Suara Umma. "Suami-Istri kite sekarang..." Sialan. Masih sanggup bercanda dia. Harus dibalas.

Lantas penyematan cincin mas kawin. Di sini gue bakal mengeluarkan hidden agenda gue. Sekalian membalas Umma. Saat gue menyematkan cincin ke jari Umma, dia mencium tangan gue seperti biasa. Orang tidak ada yang berkomentar aneh. Giliran Umma memasukkan cincin ke tangan gue, gue balik mencium tangannya. Spontan terdengar tawa. Penghulu pun tertawa. "Ya, boleh. Cium pipi juga sudah boleh. Tapi nanti saja ya.."

Haha. Itu niat gue dari dulu. Kebanyakan nonton film sampe terobsesi sama kalimat, "You may kiss the bride." And I have to kiss my bride then. Dan kesampaian. Orang masih geleng-geleng sambil senyum.

Setelah itu standard. Resepsi. Make Up. Ribut soal baju ini itu. Standard. Dipajang sambil senyum terus menerus. Tadinya gue pikir itu bakal sangat fake. Tapi ternyata tidak. Gue bener-bener tersenyum. Tulus. Gue sama Umma bahkan sempet ditegur Nyokap gue supaya nggak cekikikan dan ngobrol. Well, sorry Mom, but we are so happy. Sangat-sangat bahagia. Meski gue akhirnya sempet protes karena Umma beberapa kali mempraktekan tarian bajingnya di pelaminan.

Well, so far seperti itulah. The bottom line, I'm married and I'm happy. One of the happiest day of my life. Sorry, of our life.


nb: hm, you are my wife now. siap-siap aku ganggu terus ya Ma. for the rest of my life. Amin.

2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Akhirnyaaa postingan baru ini keluar juga, dah ditunggu2 nih :P Selamet ya Ris, semoga hidup barunya lebih berkah.. :)

2:36 PM  
Blogger alkhairid said...

suasana ijab kabulnya penuh haru sampe si gina kesandung karpet..
its so her..
beautiful wedding..
selamettttttttt yaaaaa...

3:20 PM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home