Wednesday, December 29, 2004

Nasionalisme

Pengumuman, pengumuman! Barang siapa yang mencari nasionalisme, coba mampir ke Senayan, pas tim nasional main!

Kapan kalian terakhir melihat seratus ribu orang nyanyi Indonesia Raya dengan sepenuh-penuh hati dan harap? Kapan terakhir kali melihat bendera merah putih dikibarkan dengan penuh keyakinan? Kapan terakhir ngeliat orang menitikkan air mata sambil megang sang Dwi Warna? Gue baru saja ikut bernyanyi kemaren. Ikut mengangkat banner INDONESIA. Dan ikut menangis. Pas Indonesia Vs Malaysia di semifinal Tiger 2004. First leg dari pertandingan home-away.

[Biar kalah tapi kemaren kita main bagus. Peter Withe udah berhasil ngerubah permainan Indonesia jadi lebih efektif dan rapih. Tenang masih ada pertandingan satu lagi Malaysia]

Mungkin ada yang bilang itu adalah bentuk paling banal. Paling dangkal. Paling kanak-kanak. Tapi siapa bilang nasionalisme itu bukan naluri kanak-kanak? Naluri polos naluriah tanpa pretensi? Jujur lepas dan berani. Hanya segumpal kebanggaan yang tidak pernah bisa jadi duit yang mereka dapat. Harapan yang membuat mereka masih bisa merasa gagah dengan tanah darah mereka sendiri. Dengan diri mereka sendiri. Ya, being nationalist is being proud of your self. Dan itu lebih dari cukup.

Jadi, masih nyari-nyari nasionalisme? Sinis sama nasionalisme? Merasa sudah menjadi manusia Internasional? Skeptik?

Berarti situ belum pernah mampir ke Senayan.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home